Minggu, 13 November 2016

Tanaman Merunduk

Cara Merunduk Tanaman

Cara merundukkan cabang adalah dengan pembungkusan atau pelengkungan cabang tersebut lalu sebagian cabang yang dirundukkan itu dibenamkan kedalam tanah. Sedangkan ujung-ujung cabang dibiarkan muncul diatas permukaan tanah. Pada bagian cabang yang dibenamkan harus ada tunasnya, sebab pada tunas ini umumnya mempunyai kandungan auxsin (zat tumbuh) yang tinggi sehingga dapat mempercepat pertumbuhan.
Untuk membantu pertumbuhan akar dan kuncup dapat mempergunakan ZPT misalnya : Atonik, darmasri 5 EC dan Florita atau Rotone F dengan dosis sesuai dengan yang tertera pada label.
Cabang yang dirundukkan siap dipotong bila tunas telah tumbuh subur dan perakarannya cukup banyak.
Tingkat keberhasilannya cukup besar (90 %) sebab cabang yang dirundukkan tetap berhubungan dengan dinduknya sehingga persediaan makan bagi cabang-cabang itu terus terpenuhi sampai ia berakar dan bertunas.
Beberapa contoh tanaman yang dirundukkan adalah : Apel, melati, mawar dan murbei.
Perbanyakan tanaman dengan merundukkan dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni sebagai berikut :
A.     Merunduk Seluruh Cabang Ujung (Tip layerage)
Seluruh ujung cabang dirundukkan kedalam tanah dengan kedalaman 2,5 – 5 cm. Tunas baru akar-akarnya akan dibentuk disekitar ujung cabang dalam waktu 2 – 3 bulan. Contoh tanaman yang banyak dapat dilakukan dengan cara ini adalah : Murbei.
Gambar 1 : Merunduk seluruh ujung batang.

B.     Merunduk Cabang (Simple layerage atau Common layerage)
Prinsip kerjanya adalah dengan melengkungkan cabang, lalu bagian bawah ujung cabang ditimbun dengan media, sedangkan pucuk cabang beserta beberapa lembar daun dibiarkn muncul diatas tanah. Kedalaman tanah sekitar 15 – 25 cm. Bagian cabang yang tertutup tanah sebaiknya dilukai dengan pisau untuk merangsang titik tumbuh akar. Tanaman yang dapat dikembang biakan dengan cara ini misalnya Mawar dan Apel.
 Gambar 2 : Merunduk Cabang

C.     Merunduk Dengan Sistem Tidur (Trench / Continous Layerage)
Mula-mula bagian cabang yang cukup panjang di rundukkan lalu direbahkan kedalam tanah dengan posisi tidur, setelah itu ditimbun dengan tanah pada kedalaman 5 – 15 cm. pucuk cabang dengan beberapa daunnya dibiarkan diatas tanah, dengan cara ini akan dapat dihasilkan banyak bibit. Cara ini sering digunakan untuk memperbanyak tanaman apel, azalea, dan mawar.
Gambar 3 : Merunduk dengan sistim tidur
D.     Merunduk Dengan Sistim Gelombang (Serpentive/Compound Layerage)
Prinsip kerjanya hampir sama dengan sistim tidur, hanya perbedaannya tidak seluruh cabang yang direndahkan ditimbun tanah. Bagian cabang yang tidak ditimbun akan tumbuh tunas-tunas, sedangkan yang tertimbun tanah akan tumbuh akar. Contoh tanaman yang dapat dirundukkan dengan sistim ini adalah anggur, tanaman hias jenis clematis, ficus, dan lain-lain.
Gambar 4 : Merunduk dengan sistim gelombang.
 E.      Merunduk Kombinasi Dengan Cangkok (Cangkok Runduk)
Prinsip kerjanya sebenarnya sama saja dengan pekerjaan mencangkok biasa seperti yang telah dijelaskan pada bab lain perbedaan hanya pada bagian batang yang telah disayat kulitnya direbahkan kedalam tanah. Cara seperti ini dapat diterapkan pada hampir semua tanaman buah-buahan seperti Mangga, rambutan, durian, jambu dan lain-lain. Asal memiliki cabang-cabang yang dekat dengan permukaan tanah dan tidak mudah patah.
Khusus untuk tanaman Mangga, karena cabangnya mudah patah, maka perlu membuat gundukan tanah dibawah cabang yang telah disayat.
Bagian ujung cabang diikat dengan kawat atau tali agar cabang tidak naik keatas. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan merunduk adalah media tanah yang dipakai untuk menimbun rundukan. Media tanah harus merupakan campuran tanah yang subur terdiri dari kompos, pupuk kandang dan top soail (lapisan tanah atas) baik juga ditambahkan dengan pupuk tambahan seperti urea, TSP, dan KCL atau pupuk lengkap NPK + Zat Perangsang tumbuh dan cara pemakaian seperti tertera pada label.
Pekerjaan terakhir adalah memotong cabang-cabang hasil merunduk bila tunas-tunas baru telah tumbuh subur dan perakarannya cukup banyak, biasanya setelah 2 – 3 bulan hasil rundukan dapat diambil dengan pisau atau gergaji, tetapi sebaiknya menggunakan gergaji saja, sebab jika menggunakan pisau dapat menimbulkan goncangan yang terlalu keras sehingga dapat memutuskan akar.
Setelah cabang dipotong bibit tanaman ditanam dalam wadah yang berisi media tanam. Wadah yang dipakai dapat berupa polybag, tas kresek, keranjang bambu, pot dari tanah liat dan lain-lain.
Setelah umur 2 – 3 bulan sejak dipindahkan kedalam wadah, cangkokan dapat segera ditanam di lapangan atau tempat penanaman lain yang telah disiapkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar